Sebagai pemilik UKM, Anda pasti ingin brand bisnis Anda dikenal dan diminati oleh banyak orang.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Anda perlu memahami konsep brand architecture dan menerapkannya dalam strategi pemasaran Anda.
Brand architecture adalah cara untuk mengorganisasikan brand Anda, terutama jika Anda memiliki banyak produk atau layanan yang ingin dipromosikan.
Dengan brand architecture yang tepat, Anda dapat memperkuat citra dan nilai dari brand Anda, serta memudahkan konsumen dalam mengenali dan memilih produk atau layanan yang Anda tawarkan.
Berikut adalah beberapa jenis brand architecture yang biasa digunakan oleh UKM:
Brand Monolithic
Dalam brand monolithic, semua produk atau layanan yang Anda tawarkan menggunakan nama brand yang sama. Contohnya adalah Apple, di mana semua produknya menggunakan nama Apple, seperti iPhone, iPad, dan MacBook.
Brand Endorsed
Dalam brand endorsed, setiap produk atau layanan memiliki brand sendiri, namun ada endorsement dari brand utama. Contohnya adalah Unilever, di mana setiap produknya memiliki brand sendiri seperti Dove, Lipton, dan Sunsilk, namun semuanya diendors oleh Unilever.
Brand Pluralistic
Dalam brand pluralistic, setiap produk atau layanan memiliki brand sendiri, namun tidak ada endorsement dari brand utama. Contohnya adalah Nestle, di mana setiap produknya memiliki brand sendiri seperti KitKat, Milo, dan Nescafe, dan tidak diendors oleh Nestle.
Pilihan brand architecture yang tepat akan membantu memperkuat brand Anda dan membuatnya mudah dikenali oleh konsumen. Sebagai pemilik UKM, Anda dapat memilih brand architecture yang sesuai dengan kebutuhan bisnis Anda.
Dengan memahami brand architecture, Anda dapat mengatur brand Anda dengan lebih efektif dan memperkuat citra dan nilai dari brand tersebut.
Jika Anda kesulitan menentukan brand architecture yang tepat, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan praktisi branding.